Selasa, 31 Desember 2013

Me and My Weight

This is my first post about doing some aerobic exercise. Aerobic exercise is (also known as cardio) is physical exercise of relatively low intensity that depends primarily on the aerobic energy-generating process (Wikipedia). Well, if i got some times i will make summary about this stuff.
The thing is, i kind of making some "move" to myself (literally) for doing this exercise. Not easy in the first time when i did this. I was feeling so weak, sleepy, and hungry alot. I don't know why maybe after losing some calory. Until now, I have done this for 3 times in 3 days. Every morning. The progress I've made is day by day I can quite controlling my appetite and I feel "not heavy" for moving my body as usual. Knowing that I have very amazingly long holiday and I was just spending my time in front of laptop for whole 3 months, it was not good at all.
First day, I was losing it, I was feeling unconscious :D . Second day, I can't controlling myself to eat alot of "gorengan" (this is useless day). Third day, I have breakfast before doing exercise as usual and then I don't eat again after I have finished. I eat lunch in the exact lunch time. Good.
What i feel about my body? Not much change, of course it's still 3rd day. But i feel more fresh, less sleepy, and I feel enjoying every food I eat. I hope it's gonna give me some benefit to my mind and body. When I'm doing it I just feel happy.
Here is the video that I use for training, Just this one for now. I will keep doing it until I'm bored then change with the new video. Check this one out!

Last time I checked my weight, that was really scary, it's hitting the 60kgs. My height is 162 cm or 5'3''. I compared to myself to Ashley Benson's height and it's same according to some articles on Google (not that I compared her and mine in real, I wish I did). But she only has about 54 kgs. Of course because she is an actress.So i think i just need to lose my weight until 57kgs. Why? Because I ever reached that weight before I started to go to college.Therefore it is the lowest height that I think quite suits me well. But I don't know why I didn't look so slim that time. So, i think to lessen the weight into 55kgs, maybe :p . Well, let's see. I don't know whether I gain more weight since graduated or not. Since I eat same but don't have activity.
My focus here actually, I want to wear pants on "magang" time. If i wore long skirts, it wouldnt be matter actually, just it would be so much troublesome. Hhaa, I guess you don't see the points. Okay, leave it. I just want a pair of proper thighs for my body, that's it. How about now? I don't feel it flexible to use anything, either skirt or pants. Because I will still look like a big "pear".
Thanx God I have quite tall figure, so that I could manage myself using many clothes without making it any shorter for myself. I just need to take care of my disturbing weight. I'm not that fat actually, not like obessity fat but yeah I'm not slim. I'm just too much curvy but not much like Kim Kardarshian please, that's really euuuw.,, sorry.
Well i'm gonna keep this updated in this blog about me and my weight and my aerobic exercise everyday. I try to convince myself to do the exercise for a month, in Januari and see the change. I'm not going anywhere from home. Just gonna spend time in home because I have no f**king income and no job either. Kind of lazy and pathetic? I wish some of magazines accept my kid's story, *wish*. Just keep on good thinking and be healthy.

Minggu, 29 Desember 2013

Aku Ingin Menjadi Cermin Saja, Menyadarkan Diriku, Dirimu, dan Diri Mereka

Mendekati akhir taun 2013, resolusi terbesarku tahun ini telah tercapai, yaitu WISUDA. Alangkah bahagianya bisa menyandang gelar S.S.T. yaitu Sarjana Sains Terapan pada 10 Oktober lalu. Hal tersebut merupakan pencapaian terbesar selama hidupku ini. Namun, sebenarnya 3 huruf yang bertengger menjadi pemanjang namaku ini, bukanlah hal yang amat kuimpi-impikan selama berada di kampus statistik itu.
Lantas hal apakah yang amat aku impikan di sana? Sulit untuk dijelaskan. Aku ingin merasa lebih diakui dan dihargai oleh orang lain. Namun, selama ini yang terjadi justru berkebalikan dengan yang aku harapkan. Sebuah pengakuan jati diri memang diperlukan bagi seseorang demi mengangkat derajat dan gengsinya. Bukan itu yang aku harapkan. Yang aku tunggu muncul dalam diriku adalah sebuah keberanian. Keberanian untuk mengatasi berbagai macam kata "tidak" dalam kepalaku. Pada dasarnya kata "tidak"-lah yang selama ini membatasi diriku untuk menjadi seseorang yang lebih baik.
Memasuki usia 20 tahun, tepatnya dua tahun yang lalu. Aku sempat kehilangan siapa diriku. Banyak hal yang tidak sepatutnya aku lakukan. Hanya karena sebuah kata "tidak" pada masa lalu. Aku berusaha untuk membalas pikiran yang aku buat sendiri dengan tingkah lakuku yang sangat memalukan. Aku ingin kembali ke masa itu dan memperbaiki kesalahanku. Setidaknya saat ini aku tidak lagi dihantui perasaan bersalah dan terbebas dari perasaan yang makin menyiksaku dan menyisakan berbagai macam pertanyaan dan harapan.
Selama ini, terlalu banyak hal yang aku takuti. Semua itu berawal dari pikiranku. Tidak ada yang menyadari bahwa musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Sebenarnya kemampuanku bisa lebih dari ini. Namun entah kekuatan besar dari mana datang dan selalu melemahkanku. Anehnya, aku hanya menyerahkan kepercayaan diriku pada kekuatan yang sebenarnya tidak mampu membunuhku itu.
Hingga tahun-tahun berlalu, aku masih tetap sama dengan segala rasa takut dan keraguanku. Bertambah buruknya dengan sikap dan tingkah lakuku yang semakin kekanakan dan memalukan serta penuh dengan pendosaan kecil besar yang terus menumpuk.
Aku takut. Jelas aku takut. Namun aku kesulitan untuk mengendalikan kekuatan yang melemahkanku itu. Aku merasa aku harus bergerak. Tapi sendi-sendi di tubuhku selalu merasa kaku dan enggan untuk bangkit dari tempatku duduk atau berbaring. Payah!
Aku mencoba berbagai macam hal yang menurutku membuatku tertarik dan bahagia, walau dengan sedikit usaha dan biaya.
Memasak, pada dasarnya aku suka makan. Bukanlah hal sulit bagiku untuk mengolah makanan-makanan rumahan seperti biasa. Aku mulai berkreasi. Lagi-lagi kekuatan malas melebihi segalanya. Enggan untuk mengeluarkan biaya dan sedikit kerja keras. Alhasil, apa yang aku buat hanya "mentok" sampai situ saja. Bosan.
Menulis, itu merupakan hobi lamaku sejak aku mampu menulis. Membaca dan menggambar juga merupakan hal yang pernah aku gemari. Entah mengapa sejak SMA, keinginanku untuk menciptakan tulisan hilang tak berbekas. Kemampuan bacaku menurun. Apalagi kemampuan gambarku yang hanya bertahan hingga bangku SD saja. Aku merasa semua itu baik-baik saja. Aku tidak merasa kehilangan. Terus saja terjadi hingga bangku kuliah berakhir.
Di saat seperti ini, aku merasa hampa. Aku butuh sesuatu untu dapat aku rasakan dan pikirkan. Bukan hanya perasaan galau tak masuk akal yang selama ini menemani tidurku. Aku mencoba peruntungan di freelancer.com. Gerakan terbodoh yang pernah aku pikirkan. Di situ jelas bukan tempat bagi pemula sepertiku. Yang hasil skripsinya saja membingungkan dosen penguji bahkan ditampik karena hanya akan memenuhi mejanya saja. Menyakitkan? Biasa saja. Banyak hal yang lebih dari itu. Itu mungkin hanya 1/10 saja.
Kembali lagi, tidak mampunya aku untuk berada di website kerja lepas seperti itu, membuatku kecewa. Aku ingin mengerjakan sesuatu yang tidak membuatku meninggalkan rumah. Lagi dengan kata "tidak".
Aku pernah membaca, bahwa "Siapapun orang itu yang selalu mendengarkan pada perkataan ayah, ibu, teman, saudara, pendeta, televisi tentang apapun yang mereka akan lakukan, tidak patut untuk mengatakan 'Aku Bosan' kenapa? karena mereka memang pantas mendapatkannya".
Jangan ambil kesimpulan bahwa kita dilarang mematuhi perkataan mereka-mereka tersebut. Tapi ambillah bahwa, jika kita selalu ingin terlihat baik sesuai kriteria mereka, selamanya kita akan berada pada hidup yang mereka kendalikan. Pasti akan membosankan menjadi orang yang selalu melakukan apa yang orang lain harapkan pada kita. Itulah sebabnya, perlu untuk melakukan suatu breakthrough atau terobosan untuk perubahan diri.
Hal ini yang masih ingin sekali aku lakukan. Ingin sekali aku berteriak pada Tuhanku. "Tolong cabutlah rasa malasku ini". Benar-benar mulai membunuhku pelan-pelan. Setiap hari aku merasa selalu memupuknya hingga subur. Sampai akar serabutnya berubah menjadi akar tunggang menancap di sekujur tubuhku. Ingin rasanya seperti mereka. Seperti dia.
Perasaan iri selalu muncul dalam diriku. Iri yang kemudian membuatku marah. Marah pada diriku sendiri. Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? Beri aku kesempatan!!! Ingin aku meronta melepaskan diri dari tubuh yang telah terkontaminasi hal-hal buruk ini.
Andai dia tahu. Aku tidak pernah ingin ia pergi dariku. Tapi dia pantas mendapatkan yang lebih baik. Dan aku masih ingin memperbaiki diri. Saat pertama menemukannya. Ya, benar-benar menemukannya. Aku merasa "I would like to talk to him all day and night long". Begitulah. Walau dengan bumbu-bumbu setan yang pedasnya masih membakar pikiranku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Lambat laun aku merasa sudah tidak nampak lagi prospek ke depan dengannya.
Perbedaan. Allah menciptakan perbedaan di muka bumi ini. Aku tidak akan berbicara tentang agama. Aku belum pantas. Ada saatnya aku akan mengisi halaman ini dengan hal itu. Perbedaan, aku harap segalanya bisa berjalan sesuai dengan keinginanku. Baiklah, itu tidak akan baik. Berarti, biarkanlah Allah yang mengatur segalanya. Baik buruknya kita yang tentukan. Aku masih kesulitan untuk menghilangkan sesuatu yang tidak pernah layak aku lakukan. Aku berharap, pengampunan-Nya masih ada untukku. Aku berharap akan bantuan skenario-Nya. Buatlah perasaan itu hilang padanya atau hancurkan saja perasaanku seperti yang sudah-sudah. Agar aku lebih kuat.
Sudahlah aku lelah. Selamat tidur.

Kisah Gadis Bertubuh Gemuk dan Pangeran Tampan [Part 2]

Nawang adalah gadis cantik namun mempunyai tabiat yang sangat buruk. Ia menyakiti hati seorang dukun dan anaknya yang hendak melamarnya. Hingga si dukun pun mengutuknya. Seminggu berlalu, semuanya baik-baik saja sampai Nawang mencuri makanan seorang kakek tua  dan dirinya berubah menjadi sangat gemuk dengan tiba-tiba.
            “Nawang, Nawang…. Sadarlah nak! Ini biyungmu”, suara ibu Nawang khawatir. Nawang terbangun kebingungan, hendak ia memeluk ibunya. Tiba-tiba ia tersadar bahwa jangan sampai ibunya mengetahui  dirinya telah menjadi seperti sekarang. Pasti orang kampong akan mengetahuinya dan menghinanya.  Nawang kemudian berkata, “Aaaku bukan Nawang. Siapa ibu? Bagaimana aku bisa di sini.”
            “Apa? Jangan bercanda Nawang , biyung tahu ini kamu nak. Sudahlah tidak perlu takut. Kamu akan aman bersama biyungmu ini. Tidak akan ada orang yang tahu dengan dirimu sekarang. Seorang petani menemukanmu di tengah kebun. Biyung bilang bahwa biyung tidak tahu siapa kamu. Namun, biyung berkata bahwa biyung akan mengurus dirimu. Oleh karena itu kamu sampai di rumah.”, ujar ibu Nawang.
            Nawang hendak berkata jujur. Namun perasaan malu dan bersalah membuatnya sedih harus melihat ibunya menghadapi dirinya yang sangat mengerikan saat ini. Ia tetap bersandiwara dan memutuskan untuk pergi dari rumahnya.
            “Aku bukan anakmu, bi..emm bu. Aku tersesat di daerah ini. Kalau aku boleh aku ingin meminta pakaian dan beberapa makanan. Aku sangat lapar.”, ujar Nawang. “Biyung masih belum mengerti. Tapi baiklah. Biyung ambilkan makanan dan pakaian dulu ya.”, Ibu Nawang segera menuju ke dalam. Kesempatan ini digunakan Nawang untuk meninggalkan rumahnya. Diambilnya kain dan selendang miliknya yang ada di jemuran. Serta singkong yang dibeli ibunya dari pasar. Ia segera bergegas meninggalkan rumah itu dengan susah payah.
            Nawang amat bersedih. Semua orang yang melihatnya menatapnya dengan penuh penghinaan. Bahkan beberapa gadis tertawa geli melihatnya kepayahan berlari. “Jadi ini rasanya menjadi orang yang dihina dan ditetawakan. Sangat menyakitkan.”, pikir Nawang dalam hati. Air matanya mengucur deras. Ingin rasanya ia kembali ke rumah. Tapi ia tidak mampu melihat ibunya menanggung penderitaannya. Ia pun tidak sanggup untuk melihat gadis tetangganya yang selalu ia anggap sebagai saingannya.
            Hari mulai larut. Nawang berjalan cukup jauh dari kampungnya. Sampailah ia ke hutan. Tiba-tiba ia berpikir, “Tole dan dukun jahat itu. Benar sekali. Mereka yang harus bertanggung jawab. Mereka pasti mampu menyembuhkanku. Benar sekali. Aku tahu rumah mereka. Aku harus segera ke sana. Aku sudah tidak sanggup berjalan lagi.”
            Nawang terhuyung-huyung begitu mencapai depan rumah si dukun tersebut. Diketuknya pintu kencang-kencang. Berharap mereka segera keluar. Keluarlah Tole si anak dukun. Ia sangat terkejut melihat diri Nawang. Ia tidak mengenalinya. Namun setelah Nawang bersuara, ia mampu mengetahui siapa dirinya.
            “Kamu harus bertanggungjawab. Aku menjadi seperti ini karena ayahmu. Tolong aku.”, teriak Nawang sembari menangis. “Tenang Nawang. Ceritakan apa yang terjadi.”, ujar Tole. Nawang lantas menceritakan kejadian tadi pagi.
            “Sejak saat ayahku berkata demikian, aku mencoba untuk menahan dan memintanya untuk mencabut kutukan itu. Ayahku sempat menolak karena merasa sangat sakit hati. Namun aku memohonkan untukmu, Nawang. Akhirnya ayahku mencabut kutukan itu. Tapi ayahku tidak dapat tinggal diam saja atas perlakuanmu. Ia terus mengintaimu berhari-hari. Hingga tadi pagi ia mengutus jin yang dimilikinya untuk menyamar sebagai kakek tua dan mengikutimu di sungai. Mungkin jin itu yang memberikanmu perasaan lapar, lelah, dan panas. Walaupun begitu, keputusanmu untuk mencuri makanan kakek itu mutlak berada di tanganmu. Makanan yang kamu makan itu berisi racun yang membuat tubuhmu demikian.”, cerita Tole panjang lebar.
            “Lantas apa yang harus aku lakukan? Kamu pasti punya penawar racunnya bukan?”, tanya Nawang dengan putus asa. “Sayang sekali tidak Nawang. Ayahku membuat beberapa racun yang tidak ada penawarnya. Untuk apalah membuat racun jika nantinya ia akan menyembuhkan orang yang dibencinya. Itu sangat mustahil Nawang.”, ujar Tole yang juga nampak iba.
            Nawang hanya terduduk lesu meratapi nasib malangnya. “Tapi kamu masih ada harapan. Sebelum musim kemarau tiba, kamu harus mencari bunga melati hitam di puncak bukit Jati. Bunga itu merupakan buruan banyak orang. Jika kamu mempunyai niat yang tulus dan suci dalam pencarian bunga itu. Kamu pasti akan mendapatkannya.”, ujar Tole.
            “Maukah engkau menemaniku? Aku sendirian ke sana”, Nawang mulai merasa takut. “Maaf Nawang. Untuk mendapatkan bunga itu membutuhkan keberanian. Mereka yang datang berdua, salah satu diantaranya harus mati. Karena dengan adanya dua orang yang berangkat, niat tidak akan kembali tulus. Mereka pasti akan ingin memiliki bunga hitam tersebut untuk diri mereka masing-masing. Sedangkan bunga tersebut hanya ada satu. Pasti akan terjadi pertumpahan darah di sana. Bunga melati hitam itu tidak akan tumbuh kembali di kedepannya, jika tanahnya telah tercampur darah manusia.  Bunga itu hanya tumbuh setahun sekali mendekati musim kemarau seperti ini dan hanya satu bunga saja.”,Tole berujar.
            “Baiklah aku akan pergi sendiri. Terima kasih Tole, ternyata engkau tidak memiliki hati yang buruk seperti aku.”, ucap Nawang seraya membawa barang bawaannya. Ia berjalan gontai menuju kea rah bukit Jati. Hari mulai gelap. Nawang hanya mempunyai sebuah singkong dari rumahnya. Ia lantas berusaha membuat api dari ranting-ranting. Amat susah. Ia tidak pernah melakukannya sebelumnya. Entah berapa lama akhirnya api kecil muncul juga. Dibakarnya singkong tersebut. Ia makan dengan murung. Lagi-lagi ia merasa tubuhnya semakin berat. Nawang pun berhenti makan. Ia duduk di bawah pohon dan berusaha untuk memejamkan mata. Berharap malam segera berganti dengan pagi. Ia tidak sabar untuk segera menemukan bunga melati hitam tersebut.


Ceritanya masih bersambung lagi ya? Pasti akan semakin seru, Nawang akan memulai perjalanan pertama dalam hidupnya. Akankan ia mampu mendapatkan melati hitam tersebut? Tunggu saja di pos berikutnya :D

China's New Year Breeze

I turn away...
as he is making his way to feel China's new year breeze...
I'm afraid to tell what's my wish
sometimes wishing is asking politely...
so I will just try to conquer my whole mind
as you flying away far away from me again....

Resep Mie Rebus Jawa dengan Mie Instan Goreng

Makanan yang bernama mie ini tidak ada habisnya di negara Indonesia tercinta ini. Makanan yang dikenal sebagai menu wajib anak kos ini memang merakyat dan dapat dijadikan alternatif apabila kita kehabisan stok makanan dan mungkin juga bosan untuk makan nasi. Selain murah dan mudah didapat, rasa mie terutama mie instan memang sangat lezat. Tapi, mie instan tidak baik untuk dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan frekuensi yang terlalu sering.
Kali ini saya ingin membagikan resep mie rebus bumbu jawa yang sangat menjadi favorit bapak saya belakangan ini. Sehari jika dibiarkan bapak pasti minta dibuatin mie rebus ini terus :D. Tapi sekali lagi jangan terlalu sering mungkin 1 minggu sekali atau sebulan sekali. Kalau jangan sama sekali, yakin Anda kuat? :p

Bahan-bahan :
 Sebungkus mie goreng (biasanya mie s*d*p)
Garam secukupnya
Merica secukupnya
Cabe rawit
Bawang putih+bawang merah
Minyak goreng
Kol
Telur 1 butir
Daun bawang dan untuk tambahan lainnya sesuai selera :)

Cara Membuat :

  1. Racik bumbu yang terdiri dari garam (sangat sedikit karena kita tetap menggunakan bumbu mie), merica, bawang putih+merah, cabe rawit dan ulek sampai halus.
  2. Masak air dan rebus mie sebentar saja hingga tidak berbentuk kotak.
  3. Panaskan minyak goreng satu sendok makan saja.
  4. Setelah panas masukkan bahan ulek tadi.
  5. Oseng dan masukkan telur kemudian diorek.
  6. Setelah sudah agak kering masukkan kol dan bahan tambahan lainnya.
  7. Setelah sudah tercampur tambahkan air matang secukupnya sebagai kuah.
  8. Masukkan bumbu-bumbu mie. Bisa tambahkan kecap, cabe, atau saos.
  9. Setelah sudah agak mendidih baru masukkan mie yang sudah direbus.
  10. Aduk-aduk pelahan tunggu hingga mie nampak empuk.
  11. Angkat sajikan hangat-hangat tambah bawang goreng.


Mie goreng pun bisa berubah jadi mie rebus bumbu jawa yang sedaaaaaaaap.
Ini hasilnya, maaf kamera butut jadi tidak jelas.


Sabtu, 28 Desember 2013

Dress Up Inspiration : HANNA MARIN (ASHLEY BENSON In Pretty Little Liars)

I have nothing to do lately, so i make some random stuff about fashion. I'm not fashionista, nooo of course not. Well, i'm just inspired by some tv shows that I've watched. I'm not gonna elaborate all of them. But for now I will tell you about one of my favorite tv show-teenage's series actually- this is it.. *drum roll* Pretty Little Liars. Yes, you know the sound of pretty will fly your imagination to some girly stuffs and that is not far from fashion. Yes, it is. But this series is far from your imagination. I confess that the casts are really fashionable, I can't deny that how I love what they are wearing. But this show tells about a murder which happened to a teenage girl, named Alison. She had four friends, Aria, Hanna, Emily. and Spencer. After she was gone, this four friends are separated. Until  Aria came back from Iceland, the terror was started. Creepy? Not really I think. Because I see that they are quite enjoying their lives. And by the way I'm also waiting their 14th episode of season 4. can't wait to know is Ezra A??
One of my favorite cast here is Hanna Marin, is played by Ashley Benson. She is a fashionable girl, very cheerful, always brings happiness to other, and of course a liar. She has a good taste of fashion. Very good I think. Aria also actually. But what she is wearing just not my type at all. Aria tends to be gothic (before Alison died), and then turns into vintage-she once said that vintage was her middle name-, hippie sometimes, or maybe punk. I dont know. Back to Hanna Marin, in the season 1 and 2 she was a blazery girl, very girly, but in the season 3 she was too sexy. I think maybe because Ashley Benson lost some of her weight and she could fit all of the skinny clothes. In the season 4 she comes back to her old style but with less make up. I think I like it better.
I will show you some of her look in the PLL. Check these stuffs out (If you want. I'm not forcing. Really not forcing, but at least check a little bit please. ;) )

1.  Pink Blazer and Purple Maxi Dress (Color Blocking)



She looks really amazing in this sleeveless purple dress. As we know she used this outfit in school, she added pink blazer to make her dress looks formal. I like about how she did the color blocking between pink and purple. I have this kind of outfit also and I match them both as Hanna inspired me. And it looks deadly cute.She also put on black belt to strengthen her waist curve. Yeah, she is the curvy one among the liars. If you see her closely you see that purple earrings which are matching to her dress.Her simple make up and as usual the touch of eyeliners make her looks stunningly beautiful. And that blue studded bag…isn’t that nice? But I don’t think that suit to be used in the school. Well I don’t think Hanna Marin cares about study anyway.

2.  Colorful Stripped Blazer and White Lace Dress 

She used this at the scene when she hang out in the dress store with her mom and met Spencer Hastings. She used colorful stripped blazer with the colors here are red, yellow, black,and pink. It is really “colorful”. But it doesn’t make her looked like wearing old-sick grandma sweater, does it?? Maybe because she used that white lace dress and black color underneath. I think everybody likes lace dress and little white dress. The problem is not all girls are good in lace dress. Well that lace dress covered the colorful blazer well and makes her doesn’t look too much “crowd”. And that necklace? No..that wasn’t hers…she just tried it in that store..But it’s nice though.But I’m not interested with that bag. Maybe because I’m not a bag-aholic

3.  Blue Blazer and Little Black Dress 



     Again with blazers. Hanna is the one of the girls in PLL who is known as blazer-holic. She almost used it all the time in school or when she hang out with other girls. I don’t know how much she has blazer with different styles and colors. Well here she used dark color, both for blazer and the dress. But good thing is she didn’t use dark blue color which only make her look ‘dead’ in that color. But this look is quite formal, see her belt, ring, and that thorny bracelet..where can I have it??

4.  Striped Shirt and Mini Skirt (Stripped vs Pattern)

That mint-striped shirt does not look so exciting for me actually. But when you see what she was wearing for skirt you will change your mind. That looks like batik, does it? With the same tone color with the shirt, it looks totally matching. But I don’t know she put the shirt inside or outside because in this picture I saw different thing. Well inside or outside both are looking good with that big belt, so that it doesn’t look bubbling or balloning. I feel amaze how the stripped shirt is looking just fine with pattern skirt. Maybe we can try this tips, wearing stripped shirt and pattern skirt or the opposite, but use the same tone color. I don’t know about different color yet, and looking forward when she will use that type of style then.

For now that was it. I got these pictures from some website of actress's fashion. But i forgot the name of the website. But if you feel you know you can tell me. I want to show you more about all of clothes in her wardrobe, but I think that is not my capasity because I don't have fasion basic. So I wrote them all in my own words and opinion. Have a good healthy life, bye!

Kisah Gadis Bertubuh Gemuk dan Pangeran Tampan

        Nawang, itulah namanya. Seorang gadis muda cantik jelita, bertubuh langsing, dan memesona. Namun, ia mempunyai tabiat yang buruk. Jika ia berkata seringkali merendahkan dan menyakiti. Nawang bukanlah gadis yang ramah dan murah senyum, selain itu ia adalah gadis pemalas. Kerjaannya hanya bersolek di depan cermin mengagumi keindahan wajah dan tubuhnya. Ibunya hanya mampu menggelengkan kepala. Ia tidak berani memarahi Nawang, karena pasti Nawang akan marah. Ayah Nawang sangat memanjakannya. Ayahnya adalah seorang saudagar yang memang jarang di rumah. Itulah sebabnya ia tidak mengetahui tabiat buruk anaknya, yang ia tahu Nawang adalah gadis manja yang manis. Sepulang dari berdagang, ayahnya selalu membelikannya perhiasan dan baju-baju yang indah.
    Kecantikan Nawang banyak memikat  laki-laki di kampungnya, mereka ingin meminangnya. Tapi karena mereka tidak cukup kaya, Nawang menolaknya secara kasar. Banyak lelaki yang merasa patah hati bahkan menaruh dendam padanya. Hingga suatu ketika Nawang harus berhadapan dengan anak seorang dukun sakti bernama Tole. Ia berwajah tidak tampan, namun ia sebenarnya baik hati.
            Pada suatu hari ayahnya mengajak Tole untuk melamar Nawang ke rumahnya. Di sana, mereka disambut hangat oleh sang saudagar dan istrinya. Mereka mengeluarkan seluruh makanan yang ada di rumah mereka dan menjamu tamu tersebut dengan berbagai minuman dari sari buah-buahan. Dukun tersebut nampak senang dan terkesan. Namun, Nawang tak kunjung muncul. Ia menolak untuk keluar dan sekedar menyiapkan jamuan.
            “Aku enggan biyung jika harus melihat anak dukun itu. Mukanya saja membuat aku muak”, ujar Nawang sambil menyisir rambutnya. “Hussh..jangan kencang-kencang, setidaknya temui mereka, dan bersikap haluslah. Jika memang kamu tidak suka bicaralah dengan baik-baik.”, ucap sang ibu. “Baiklah… Aku akan bersikap sangaaat manis” ucap Nawang. Ibunya mengernyitkan dahi merasa akan ada hal aneh yang bakal terjadi.
            Benarlah Nawang keluar kamar dan menghina Tole dan ayahnya. Ia sampai-sampai membanting pemberian mereka. Ayah Tole berusaha bersabar namun ia tidak tahan mendengar cacian Nawang. Lantas ia bangkit dan memegang tongkatnya ke atas.
            “Demi kekuatan yang ada di muka bumi ini, kamu… Nawang tidak akan pernah mendapatkan seorang pendamping dalam hidupmu. Tubuhmu akan membengkak. Setiap nasi yang engkau makan akan menambah tumpukan daging di tubuhmu.”, ujar sang dukun itu marah dan lekas meninggalkan tempat itu. Nawang sempat merasa ketakutan. Namun setelah satu hari, dua hari, tiga hari, dia baik-baik saja.
            Hingga seminggu setelah peristiwa itu berakhir. Ia pergi ke sungai untuk membersihkan dirinya. Di sana terasa panas menyengat kulit kuning langsatnya. Ia segera berteduh di bawah pohon pisang. Tiba-tiba seorang kakek datang, duduk tidak jauh dari tempatnya duduk. Ia membawa bekal. Nampaknya ia kelelahan sehabis mengolah sawah. Ia membawa sebungkus nasi yang dibalut daun pisang. Lauk ikan dan sambal tercium harum berbaur dengan nasi putih hangat yang harum. Ia juga membawa sepoci air yang segar. Nawang merasa lapar dan haus. Tapi ia merasa malu untuk meminta pada kakek tua itu. Tiba-tiba saja kakek tua itu beranjak, lari terbirit-birit ke arah sungai.
            “Kesempatan. Kakek tua itu pasti akan lama.”, ujar Nawang. Ia segera bergegas mengambil nasi dan minum kakek itu. Ia memakan nasi itu dengan lahapnya. Setelah puas menikmati makan siangnya itu. Nawang tertidur pulas di bawah pohon pisang. Entah berapa lama, Nawang merasa kekenyangan.
            Tiba-tiba ia mendengar beberapa anak membangunkannya. “Ndut.. Gendut.. bangun! Kita mau ambil daun pisangnya. Minggir Ndut?” Nawang merasa terganggu. “Kalian bilang aku gendut? Enak saja. Badanku langsing begini kalian bilang gendut?” Anak-anak tersebut malah tertawa terpingkal-pingkal dan menggelengkan kepala seraya meninggalkan Nawang yang marah.
            Nawang merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Ketika ia memegang pingganya, ia merasa ia memegang bantal yang terlalu tebal isinya. Ia melihat sekeliling tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang. Ia segera menuju sungai dan melihat dirinya melalui pantulan air. Betapa terkejutnya dirinya melihat bayangan itu.

 Ia berteriak sejadi-jadinya. Ia hanya melihat wajah yang dipenuhi pipi. Hidungnya yang mancung tidak lagi terlihat terdesak pipinya yang sangat tebal. Matanya yang lebar menyipit di bagian kelopaknya. Bibirnya yang tipis menjadi menebal dan menonjol karena desakan dagu dan pipinya. Lehernya? Ia tidak mampu merasakan di mana lehernya lagi. Semuanya tertumpuk daging. Ia segera berlari menuju rumahnya. Tapi langkahnya sangat berat ditambah cuaca yang panas. Akhirnya ia terjerembab di tengah kebun.

Bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Tunggu postingan selanjutnya ya...